Tim Tombo Ati (T2A) adalah lembaga yang didirikan dalam Penanganan Mental Spiritual bagi para Pengungsi korban merapi.

Kamis, 11 November 2010

TOTAL SISWA MENCAPAI 33.217 ORANG ; Bertambah, Sekolah Terkena Bencana Merapi

YOGYA (KR) - Letusan Gunung Merapi tidak hanya menimbulkan kerusakan rumah, tapi juga ratusan sekolah yang ada di Kabupaten Sleman. Bahkan berdasarkan data yang ada di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY jumlah sekolah di Kabupaten Sleman yang mengalami kerusakan akibat letusan Gunung Merapi semakin bertambah.
Dari total 217 sekolah yang Selasa (9/11) dinyatakan terkena dampak letusan, pada Rabu (10/11) kemarin bertambah 7 SMA/SMK. Sehingga total sekolah yang terkena dampak letusan Merapi menjadi 223 sekolah.
“Ketujuh sekolah itu di antaranya SMK Bina Harapan Ngaglik (98 siswa), SMK Muhammadiyah 1 Turi (299 siswa), SMK Insan Cendikia Turi (80 siswa), SMK Hamong Putro I (86 siswa) dan II (91 siswa) Pakem serta SMK PIRI Ngaglik (522 siswa). Selain itu satu sekolah lain, yakni SMA Tempel (307 siswa),” kata Kabid Perencanaan dan Standarisasi Dikpora DIY, Drs K Baskara Aji saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/11).
Baskara Aji menyatakan, untuk mengatasi persoalan ini, menurut Aji, siswa sekolah diberi beberapa alternatif untuk tetap mengikuti KBM. Sambil menunggu sekolah mereka diperbaiki atau dibangun kembali, siswa bebas bergabung ke sekolah lain di wilayah lain yang lebih aman. Konsekuensinya, semua sekolah di DIY harus mau menampung siswa pindahan dari pengungsian agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bisa tetap berjalan.
“Karena jumlah sekolah yang terkena dampak letusan Merapi bertambah. Secara otomatis, jumlah siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) bertambah 1.483 siswa. Sehingga total jumlah siswa di Sleman yang tercatat kehilangan sekolahnya mencapai 33.217 siswa,” terangnya.
Lebih lanjut Kabid Perencanaan dan Standarisasi itu menambahkan, sejumlah sekolah yang akan bergabung ke sekolah lain di antaranya SMK Muhammadiyah Pakem ke SMK Muhammadiyah 1 Sleman, SMK Sanjaya Pakem ke SMK Kanisius Sengkan, SMK 1 Kanisius Pakem ke SDN Sengkan dan SMK Maarif 2 ke SMK Karya Rini. Sedangkan MAN 3 Tempel ikut bergabung ke MAN 3 Yogya. Mereka akan memakai sekolah gabungan itu pada siang hari setelah siswa reguler memakai ruang kelas pada pagi hari. KBM bagi siswa pindahan akan dimulai Senin (15/11) depan.
“Sebetulnya sekolah-sekolah tersebut berada pada radius 20 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Namun karena lokasinya dekat dengan Sungai Gendol, dimasukkan sebagai sekolah yang terkena dampak Merapi karena tidak lagi kondusif untuk tempat belajar,” tandasnya.
Baskara Aji menambahkan, sekolah yang ditempati siswa pengungsi diminta untuk membantu menyediakan kebutuhan sekolah mereka, mulai dari seragam sekolah hingga peralatan tulis. Sekolah juga harus mengurus bukti kepindahan siswa pindahan tersebut.
“Selain pindah sekolah, alternatif lain yang ditawarkan adalah melaksanakan KBM di sekolah sendiri. Namun dengan catatan mendapatkan izin dari petugas keamanan. Sedangkan alternatif ketiga adalah melaksanakan KBM di sekolah darurat. Kegiatan pembelajaran bisa dilaksanakan di balai desa, rumah penduduk dan sebagainya,” paparnya.
(Tim KR)-f

sumber :

 


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More