Tim Tombo Ati (T2A) adalah lembaga yang didirikan dalam Penanganan Mental Spiritual bagi para Pengungsi korban merapi.

Kamis, 18 November 2010

simbah yang tetap cinta pada tanah kelahiran

17 November 2010 
Kemaren seharian, aku bersama teman-teman Tim Tombo Ati menjadi relawan di daerah Manisrenggo, Klaten. Awalnya hanya sampai dzuhur, tetapi kok malah jadi sampai maghrib. Itulah nikmatnya menjadi relawan dengan niat hanya karena Alloh. Niat untuk menjadikan sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Alloh. wuih, banyak sekali hikmah yang aku dapatkan dari agenda kemarin. Bersyukur, bersyukur, bersyukur, bersabar untuk bisa melewati ujian, kebersamaan, dan yang membuatku terharu adalah pengorbanan semua orang di hati korban. 


Acara yang pendampingan untuk ibu-ibu, temen-temen akhwat telat. Jadi, Pak Arif Jadmiko yang memegang pembukaan forum ibu-ibu.

NGUDO ROSO KANGGO TOMBO ATI
Sekitar 40 ibu-ibu pengungsi di Manisrenggo, Klaten kumpul di Masjid Nurul Fajri. Kegiatan yang diadakan Tim Tombo Ati ini cukup mendapat antusias dari para ibu-ibu pengungsi. Mulai dari yang  usia 30 sampai 60-pun datang. Suara tawa terdengar, walaupun entah mungkin rasa sedih sedang ada pada diri ibu-ibu pengungsi.
"Pripun Bu, kabare? Sae-sae mawon ta, Bu?", Sambutan dari Tim Tombo Ati dengan bahasa Jawa terdengar sedikit 'medok'.
"Nggih, sae sedaya", secara serempak Ibu-ibu menjawab dengan tersenyum.

Saat sesi olahraga, pembagian kelompok, rujakan bersama ibu-ibu diikutinya dengan rasa bahagia. Ya...seperti itulah biasanya dunia ibu-ibu, relawan dari Tim Tombo Ati hanya ikut tertawa dikala ibu-ibu membuat guyonan khas ala mereka.


"Ya Alloh, Aku kangen ngomah, tapi Alhamdulillah aku bersyukur aku di sini, bisa mendekatkan diri pada-Mu Ya Alloh", suara terdengar lirih disertai deraian air mata yang melewati kerutan pipi dari Ibu Wanti saat sesi pengeluaran perasaan melalui vokal di kelompok bengkoang.
"Ya Alloh, ampunilah dosaku", Tubuh  ambruk disertai suara tangis keras yang kemudian semua anggota kelompoknya yaitu pelem, mendekap di pusat suara tangisan itu. 


Saat sesi pengeluarkan perasaan, suasana menjadi haru. Suara tangis terdengar cukup keras. Setelah sesi ini, dilanjutkan sesi tulisan. Semua perasaan yang ada di hati, di tuliskan di dua lembar kertas.
"Saya datang hari jumat, hatiku terasa hancur, sangat sedih, karena mendengar suara gemuruh dari gunung. Semua orang berlari kesana-kemari menyelematkan diri, sedangkan kedua anakku sakit semua. Sampai sekarang kalau mendengar suara-suara, hati kaget bagai diiris-iris. Itulah uraian kata-kataku yang sangat perih", kutipan dari tulisan Ibu Sri Sutarni, salah satu peserta training T2A.

Alhamdulillah, ibu-ibu kembali tersenyum saat adu yel-yel. Aku pun berharap, semoga memang rasa sedih dari ibu-ibu ini berkurang, bahkan malah disikapi sebagai rasa syukur pada Alloh karena di berikan kesempatan melakukan perbaikan diri lewat bencana merapi. Banyak cerita-cerita dari ibu-ibu yang dapat di ambil hikmahnya.
Bismillahirrohmanirrohim.
plok-plok-plok
gek ndang bali, plok-plok-plok,
 ndang bakul, plok-plok-plok,
 ndang ngarit, plok-plok-plok,
Allohuakbar...
Suara riuh gelegak tertawa terdengar meriah.


simbah yang tetap cinta pada tanah kelahiran
Ditengah riuhnya anak-anak bermain, seseorang yang memakal jilbab cokelat, kebaya hijau muda, serta bawahan jarik, sedang tergelatak dengan mata sayub-sayub mengantuk. Aku duduk di samping  beliau sambil mengulurkan tangan dan kemudian simbah bangun dari tidurannya.
Mbah, sampun dangu teng mriki?
Iyo Nduk, Jumat Pahing kulo teng mriki. Nggih sedasa dinten, Nduk. Memandangku sambil tersenyum senang.
Sebentar Mbah, sedasa itu sepuluh kan, Mbah?( pura-pura sok menjadi anak kota dengan cara tidak bisa bahasa jawa kromo alus )
Nggih, sepuluh dinten simbah nang kene.
Nyuwun pangapunten Mbah, asmanipun simbah sinten nggih? Aku menatap wajah beliau sesambi mengamati kerutan kulit beliau. Simbah sudah berumur banyak.
Mbah Mangun
Menawi yuswanipun simbah sampun pinten nggih? bertanya dengan perasaan yang ingin cepat tahu tentang simbah ini.
Wolung ndasa loro. Simbah tetap tersenyum walaupun gigi beliau sudah nggak ada (aku tersenyum dalam hati saja)
Menawi dalemipun simbah pundi?
Omahku neng Talun. Nek omahmu ngendi, Nduk?
Bantul, Mbah. Menawi saking puncak merapi pinten kilo niku dalemipun simbah?
Nggih watawis gangsal welas kilo.
Ning dalemipun simbah mboten kenging napa-napa ta, Mbah?
Nggih, mboten menapa-menapar. Wau kulo sholat teng griya. Bar sholat nyapu ngarepan, lagi entuk separo, udan deres. 


Mbah Mangun mempunya lima anak, yang empat ada di Jogja, yang satu ada di Karawang ,Jawa Barat. Suami dari Mbah Mangun sudah lama meninggal dunia. Beliau hanya sendirian di rumah.
Mbah Mangun mboten ndherek putrane mawon teng Karawang?"
Nggih sampun diajak mrika, ning kulo ajeng teng mriki mawon. Akeh kancane.
Mbah Mangun tiap harinya berkatifitas berkebun, mencari kayu bakar untuk dipakai sendiri. Mbah Mangun tidak mau merepotkan putra-putranya. Untuk kebutuhan sehari-harinya, sudah dikirimi uang oleh putra-putrinya. Bahkan sekarang ini, seorang putra dari Mbah Mangun sedang melakukan ibadah Haji.

Nduk, putuku le sekolah neng Jogja. Krapyak apa nggih jenenge? Simbah lagi sepisan neng Krapyak kuwi. Jenenge Windarti.
Sakniki Mbak Windarti teng pundi, Mbah?
Pumpung lagi preinan 2 minggu, saiki neng Nggunting karo Pakdhene. Nggih pas niliki kula , kula seg lenggah teng mriki niki, terus putu kula tekung o. Nggih langsung kula kekep nika.(Mendengarkan ceritanya simbah Mangun cukup menjadikan diriku ikut terharu)
Teng mriki seneng nggih, Mbah?
Nggih mboten ta Nduk, luwih seneng neng ngomah. Neng ngomah saged nyambut gawe. Teng mriki namung tilem, terus dhahar. Nggih mboten penak. Aku tersenyum sambil sedikit menyandarkan badanku di badan Mbah Mangun. Dan dalam hatiku, salah pertanyaan nih, hehe...
Sing penting teng mriki pasrah mawon.
Nggih, Mbah.
Adzan ashar pun berkumandang. Mbah Mangun kemudian bergegas berdiri dan mengambil air wudhu.


Rencana :
15.30 - 15.35 =  MC pembukaan (Fredo Nuruz)
15.35 - 15.40 =  sambutan dari T2A ( Dayat)
15.40 - 16.00 = Awallun dengan 2 lagu
16.00 - 16.50 = Ust Sayid
16.50 - 17.10 = Pengumuman dan pembagian doorprize.
17.10 - 17.30 = Awallun

Di lapangan
15.40 - 15.55 = Awallun
15.55 - 16.10 = Pembukaan dan Pengumuman lomba (Fa'i)
16.10 - 16.15 = Awallun
16.15 - 17.00 = Ust Sayid
17.00 - 17.15 = Awallun
*ustadz sayid terlambat, tapi insya Alloh alasannya syar`i
*awallun dapat menarik masa untuk datang ke posko utama.

Orang ini pasti tidak pernah pisah di setiap even. Fredo dan Nuruz membuka Tabliqh Akbar dengan Salam.

Juara Lomba mewarnai :
kelas 1 : Naia
kelas 2 & 3 : Gelbi
kelas 4 : Puput  Melati
kelas 5  :Beni Purwono
Kelas 6 : Windy
SMP
kelas 7 : Paryono
kelas 8 :Murwanto
kelas 9 : Puwanto
(asetya)


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More