Tim Tombo Ati (T2A) adalah lembaga yang didirikan dalam Penanganan Mental Spiritual bagi para Pengungsi korban merapi.

Rabu, 24 November 2010

Mau jadi PENULIS sejarah atau TERTINDAS sejarah!

"Biasa saja", kata yang terlontar dari mulut seseorang akhwat penjaga posko Tim Tombo Ati disaat ditanya bagaimana rasanya menjadi koordinator relawan akhwat.
"Memang gimana ceritanya kok bisa jadi koordinator akhwat, Mbak?", tanyaku disela-sela pekerjaan meng-sms teman-teman untuk agenda TTA.
"Kecelakaan!!!Hehe..."
"Lho, kok bisa? Cerita dong Mbak, seru nih kayaknya!", lanjutku sambil nulis di secarik kertas.
"Ya begitulah, memang lucu kok."

"Wah, Mbak Shylva membuatku semakin penasaran."
"Ya, aku ceritain deh. Awalnya gini. Pembekalan pertama yang tanggal 7 November di Masjid Jogokaryan aku ikut. Kan di kasih formulir tuh, terus aku ngisi ketertarikan menjadi informan dan administratif. Keesokan harinya, Tim Tombo Ati langsung beragenda penerjunan relawan ke lapangan.
"Siapa yang ingin tetap di posko?" tanya seorang ikhwan saat koordinasi.
Mbak Shylva dan tiga relawan lainnya angkat tangan, dan akhirnya jaga posko. Awalnya Mbak Mela yang menjadi koordinator akhwat, tapi beliau ada amanah lain, jadi Mbak Shylva sebagai gantinya.
"Hari pertama, biasanya aja Dek, tapi hari setelahnya, wuih agak sedikit tertekan sih..."
"Lho, kenapa Mbak, kok gitu?"
"Pas itu belum ada temennya, akhwat sendirian". Tiap hari bahkan tiap jam sekali, dari markas ikhwan selalu tanya ke aku. (lah iya lah Mbak, tanyanya ke koordinator, masak ke jurnalis, kan ya gak nyambung, hehe-red). Ya sedikit agak sepanen aja, materi di kepalaku sudah penuh. Hehe".

"Tapi Insya Alloh ikhlas kan, Mbak??"
"Iya, Insya Alloh. Di sini, Shylva gak bisa memberi banyak kepada Tombo Ati, justru malah TTA yang memberiku banyak hal. Semangatnya temen-temen itu lho...Subhanalloh, walaupun mereka jelek-jelek, haha."
Aku dan Mbak Shylva tersenyum lebar.

"Kalau motto hidupnya Mbak Shylva apa?"
"Shilva Super dan Luar Biasa, hehe", sambil tangan memegang hp untuk merampungkan pekerjaannya.
"Jangan berharap organisasi akan memberimu sesuatu hal, tapi berusahalah untuk memberikan yang terbaik untuk organisasi tersebut", mahasiswi Kehutanan UGM 2005 ini mulai serius, aku pun serius.

"Kita ada atau tidak, dakwah ini akan terus berjalan, tergantung pada diri kita, ingin ikut menjadi penulis sejarah atau tertidas sejarah!", Mbak Shylva menambahkan.
Hatiku pun ikut berdesir mendengar kalimat dari Mbak Shylva.

Mau jadi PENULIS sejarah atau TERTINDAS sejarah!


1 komentar:

The Melody Troops' site mengatakan...

hiduuup mbak sylva..... chayo...chayo

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More